Article Detail

SERUNYA BELAJAR IPA DENGAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING

SERUNYA BELAJAR IPA DENGAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING

 

Perkembangan tekhnologi yang semakin pesat membawa dampak pula bagi proses belajar peserta didik. Guru sebagai fasilitator diharapkan mampu menjadi jembatan dalam penggunaan tekhnologi bagi peserta didik. Tidak jarang dampak tekhnologi membuat peserta didik malas belajar, namun ada juga yang justru semakin berkembang ilmunya karena tekhnologi itu sendiri. Maka dari itu, dalam proses belajar mengajar dibutuhkan suatu terobosan yang dapat menumbuhkan semangat belajar dan keingintahuan peserta didik di bidang IPTEK.

Model pembelajaran Experiential merupakan sebuah model pembelajaran yang didasarkan pada teori Kolb, yaitu merupakan proses dimana pengetahuan terkonstruksi melalui transformasi pengalaman. Belajar dari pengalaman mencakup keterkaitan antara berbuat (the doing) dan berpikir (the thinking). Menurut Kolb & Kolb (2005), tujuan teori pembelajaran konstruktivis sosial Vygotsky sejalan dengan pengembangan model pembelajaran Experiential. Seseorang akan belajar jauh lebih baik lewat keterlibatannya secara aktif dalam proses belajar.

Kompetensi dasar yang ingin dicapai pada pembelajaran IPA kali ini adalah mendeskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka. Pembelajaran yang berlangsung hari Rabu, 16 November 2016 tersebut diikuti oleh seluruh peserta didik kelas III A. Pembelajaran dikemas dengan metode pembelajaran bilingual dan diakhiri dengan pembuatan karamel sederhana.

Peserta didik dibantu oleh Lembar Kerja Siswa (LKS) mengikuti tahapan yang ada di LKS tersebut. Mereka melakukan dengan cara mengamati dan menuliskan hasilnya di laporan. Mulai dari mengamati benda yang mengalami proses pemanasan, benda yang mengalami proses pembakaran, hingga perubahan benda yang dibiarkan di tempat terbuka.

Selain itu, hasil dari pembelajaran ini diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik yang memiliki semangat community dan conviction. Community diperoleh melalui diskusi dalam memperoleh informasi baru, sedangkan conviction diperoleh melalui daya juang peserta didik dalam melakukan eksperimen hingga berhasil.

`           Peserta didik sangat terkesan dan bahagia selama mengikuti proses pembelajaran tersebut. Mereka juga mengetahui teori dengan baik karena pengalaman yang telah mereka alami. Peserta didik dibantu guru dapat menyimpulkan perubahan fisika dan kimia secara sederhana. Mereka juga tertarik untuk melakukan eksperimen lanjutan dengan inisiatif mereka sendiri.

Semoga artikel ini bermanfaat! Salam Tarakanita!

 

 

Maria Shinta Dewi

Guru Tematik Kelas III

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment