Article Detail

Dalam Situasi Pandemi Covid-19, Hatiku Tetap Bernyala-nyala Melayani karena Cinta

Tema : Dalam Situasi Pandemi Covid-19, Hatiku Tetap Bernyala-nyala Melayani karena Cinta

Nara Sumber : Romo Hermanus Sigit Pawanta, SVD

Rekoleksi ini menjaga agar lilin kita tetap menyala, menambah nyala bagi lilin yang sedang redup, menyalakan lilin yang sudah mati, menjaga lilin yang menyala dari lingkungan yang kurang bersahabat.

Rekoleksi ini mengumpulkan kembali pengalaman-pengalaman baik yang menyenangkan ataupun yang melelahkan, membangkitkan kembali semangat agar tetap melayani Tuhan melalui sesama secara khusus murid-murid kita. Seperti sebuah sepeda motor yang perlu diservise kembali agar bisa berlari kencang dengan aman sampai tujuan. Lalu kita menggali pengalaman para rasul dari kitab suci. Bagaimana Para Rasul menjadi semangat kembali, ketika dengan semangat yang hancur pulang ke Emaus, dan Yesus menyalakan kembali semangat yang hancur itu. Para Rasul menjadi semangat kembali melayani jemaat. Menyebarkan semangat itu menjadi api yang tidak terpadamkan.

Para Rasul melarikan diri karena kecewa dengan Tuhan Yesus, yang diharapkan menjadi penyelamat malah meninggal di kayu salib. Kita juga sering melarikan diri dari kenyataan hidup kita. Apakah kita masih menggantungkan diri pada Tuhan? Dalam persoalan hidup kita, dalam keluarga, dalam pekerjaan, dan dalam perekonomian kita harus berserah pada Tuhan Yesus dan berjuang untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. Kita harus berani mengundang Tuhan dalam semua persoalan hidup kita, terutama dalam era pandemi covid-19. Malam dan kegelapan yang dialami Para Rasul, juga kita alami. Malam dan kegelapan itu harus kita hadapi bersama Tuhan Yesus.

Dalam rekoleksi ini, para karyawan juga melakukan sharing kecemasan yang dialami para karyawan. Diharapkan sharing ini akan menjadi penyembuhan, meringankan beban, ucapan syukur karena penderitaan kita ternyata sangat ringan, dibandingkan dengan orang lain, lebih-lebih dibandingkan dengan penderitaan Tuhan Yesus sendiri di perjalanan menuju Golgota dan tergantung di kayu salib.

Ketika kita sudah tidak bisa berdiri, marilah kita berlutut, menyerahkan semua masalah perkara pada Tuhan, supaya Tuhan memberi kekuatan kepada kita untuk bersemangat dalam mengarungi kehidupan ini. Semoga kita mendapatkan kembali nyala api semangat untuk melayani Tuhan melalui anak-anak yang dipercayakan Tuhan pada kita.

Sesulit apapun situasi ini, kita harus menghidupi dan menghasilkan buah-buah Roh (Galatia 5:22). Sebagai warga Tarakanita, kita harus menghidupi Cc5, Compassion, celebration, competence, conviction, creativity, dan community. Tuhan dengan caranya sendiri akan membantu kita.

Salam sehat, salam semangat, dan Berkah Dalem

Penulis : FX Eko Suroyo, M.Pd.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment