Article Detail

Studi Wisata Peserta Didik Kelas 4 SD Santo Carolus ke PPLH Mojokerto

Studi Wisata Peserta Didik Kelas 4 SD Santo Carolus ke PPLH Mojokerto

 

Berekreasi sambil belajar tentu menyenangkan. Apalagi jika orang perkotaan diajak ke daerah pedesaan maupun ke daerah dataran tinggi (pegunungan). Demikian juga peserta didik kelas 4 A-B-C, SD. Santo Carolus Surabaya yang pada hari Selasa, 11 Oktober 2016 mengadakan studi wisata ke PPLH Seloliman, Pacet, Mojokerto.

PPLH merupakan kepanjangan dari Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup. Letaknya berada di daerah Pacet, Mojokerto. Tempat terletak di dataran tinggi, menuju ke Trawas, yang merupaka kawasan villa yang bernuansa pegunungan dan terkenal dengan pemandangan alam dataran tinggi yang indah dan udara yang menyejukan.

PPLH sengaja dipilih sebagai tujuan wisata, karena SD. Santo Carolus Surabaya sedang menuju kepada sekolah yang berwawasan lingkungan hidup, atau yang biasa disebut sebagai Sekolah Adiwiyata. Di PPLH, peserta didik semakin dimantapkan lagi dalam menangani lingkungan hidup sekitar, khususnya materi pengolahan sampah, daur ulang kertas. Sehingga diharapkan, setelah mendapatkan pemantapan materi di PPLH, peserta didik semakin mampu untuk mengolah sampah, khususnya sampah organik, menjadi pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk semakin menyuburkan tanaman yang ada di SD. Santo Carolus.

Kawasan PPLH Seloliman dan sekitar, merupakan kawasan yang kaya akan potensi alam. Setiap tahun, PPLH Seloliman dikunjungi sekitar 12.000 orang baik peserta program, menyewa fasilitas, berkunjung dan lain-lain. Sebagian besar adalah dari kalangan peserta didik yang mengambil berbagai topik program yang ditawarkan.

Adapun programnya antara lain pengolahan sampah, khususnya sampah organik. Di sana pengunjung akan diajak belajar bagaimana bertanggungjawab terhadap sampah mereka sendiri dengan mengurangi, mendaur ulang, dan menggunakan kembali.

Kegiatan yang diadakan adalah pengolahan sampah organik yang akhirnya nanti akan menjadi pupuk, yang disebut sebagai pupuk kompos. Peserta didik juga dikenalkan cara mendaur ulang kertas bekas. Setelah selesai, peserta didik diajak berkeliling menyusuri kawasan konservasi hutan tropis yang ada di belakang PPLH.

Memang sampah identik dengan bau, kotor, penyakit dan biasanya menjadi permasalahan yang kompleks bagi masyarakat terutama yang tinggal didaerah perkotaan. Yang jarang disadari dan dipahami bahwa munculnya permasalahan tersebut sebenarnya berasal  dari pemahaman masyarakat bagaimana mereka seharusnya memperlakukan sampah mereka sendiri.

Selanjutnya adalah ekosistem hutan tropis. Program ini memanfaatkan media hutan yang berada di kawasan gunung penanggungan peserta bisa mempelajari tentang seluk-beluk hutan tropis, baik hutan lindung maupun hutan produksi. Dengan sistem menyusuri sungai yang berujung pada mata air yang dianggap penduduk setempat bisa menambah awet muda, peserta bisa di ajak untuk belajar ekositem hutan yang ada, jenis-jenis tumbuhan dan manfaatnya, potensi dan manfaat hutan bagi kehidupan.

Peserta didik SD. Santo Carolus diajak oleh para pembina PPLH untuk menyusuri kawasan konservasi hutan tropis yang ada di sekitar PPLH, dan di akhir penyusuran, mereka diajak menuju sungai yang oleh penduduk sekitar dipakai sebagai sarana irigasi dan sebagai PLTA, di mana PLTA sederhana yang ada di warga tersebut juga atas pembinaan dari para petugas dari PPLH. Begitu sampai di sungai, mereka bermain air sungai. Karena merupakan pengalaman pertama peserta didik SD. Santo Carolus bermain air sungai, maka hal itu menjadikan suatu permainan yang sangat menyenangkan. Berenang gratis. Meski bagi warga sekitar, mandi, dan bermain di sungai sudah biasa, sebab hampir dilakukan setiap hari.(PAULUS)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment