Article Detail

Pentas SENI Dance and Singing

Pentas SENI

Dance and Singing

Surabaya, 25 Oktober 2013 SD Santo Carolus mengikuti kegiatan kontes Pentas Seni SD se kecamatan Wonocolo di THR Taman Hiburan Rakyat Surabaya. Bagi warga kota THR bukan tempat yang asing lagi. Selain menyediakan berbagai permainan anak hingg dewasa kini menjadi ajang unjuk gigi bagi para penyanyi, penari, atau fashion show khusus TK hingga SMU. Tak ayal lagi setiap ada pentas seni suasana di THR mirip lautan anak muda atau “lelembut anak-anak”! Yang artinya penuh sesak oleh ratusan anak-anak TK hingga SMU se kecamatan Wonocolo, bisa dibayangin engak!!!!! Gimana sesaknya.

 Kali ini SD Santo Carolus menampilkan tari Remo salah satu tarian khas Suroboyo diwakili oleh dua siswi kelas 4 yaitu Della dan Bertha. Menurut ibu Muri “ mereka sudah terlatih untuk menari jadi tidak ada permasalahan yang berarti saat di atas panggung atau mengalami demam panggung, atau grogi. Gerakan mereka berdua sudah serasi dan sangat padu. Mereka berdua benar-benar layak disebut seniman tari panggung dari SD Santo
Carolus . Sungguh luar biasanya bakat yang mereka dimiliki. Inilah sebagai bukti cinta tanah air melalui seni budaya bangsa sebagai warisan bangsa yang tidak ternilai harganya yang perlu dilestarikan sepanjang masa. Perlu diketahui juga oleh pembaca budiman di sekolah mereka berdua tidak mengikuti ekskul menari tapi justru mengikuti ekskul jurnalistik. Wow.....bisa menari dan bisa mencari dan menulis berita. Sungguh sebuah bakat yang potensial di bagi masa depan mereka berdua ”.

Sedangkan kontes menyanyi diwakili oleh salah satu  murid kelas 4 C yaitu Luisa. Dia sebagai tunggal dengan lagu Terima Kasih Guru. Ada lima penari latar yang mengiringginya selama menyanyi. Olah vokal Luisa tak kalah dengan kontestan lainya. Luar biasa murid-murid SD Santo Carolus. Ya...tapi kita harus bisa mengerti kadang situasi dan kondisi bisa mempengaruhi pola pikir atau pola gerak ketika di atas panggung. Entah kita kurang siap atau ada masalah non teknis lainya.

Masih menurut penuturan Ibu Muri, anak-anak penari latar dan penyanyinya Luisa masih mengalami dendam panggung. Mungkin ada beberapa penjelasan mengapa hal ini terjadi! Kalau kontes menari Oklah namun kontes penyanyi tunggal dengan lima penari nilanya 90%. Kurang maksimal. Wajarlah...namanya kompetisi atau kontes selalu terjadi demam panggung. Mungkin kali pertama!

Semua penyanyi atau penari hebatpun pernah mengalaminya. Ketika di atas panggung di sinilah ujian sebenarnya seberapa hebat kita menguasai panggung, penonton, dan diri kita sendiri. Jangan patah arang anak-anak, kalah menang bukan ukuran. Yang penting tetap semangat tampil sebaik mungkin semaksimal mungkin. Mungkin tahun depan kalian semua bisa menjuarai se kacamatan Wonocola atau bisa mewakil propinsi Jawa Timur ke tingkat nasional. Doakan saja teman-teman, amin. Oh..ya.....Ibu kepala sekolah Chatarani Emi dan pak Paulus juga menemani anak-anak hingga tiba di sekolah malam hari pukul 21.00 WIB. Mereka tetap setia dan sayang kepada semua anak SD Santo Carolus, selalu berada tak jauh di mana mereka tampil. Bravo deh buat anak-anak, guru dan kepsek.
(Tim Jurnalistik)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment