Article Detail
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
Kemajuan teknologi masa kini begitu besar dan “membanjiri” masyarakat dunia. Secara khusus di Indonesia. Masyarakat luas sudah begitu paham akan teknologi. Hanya sekitar 30% saja masyarakat yang masih “gagal paham” kemajuan teknologi. Teknologi sudah mulai menguasai seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya di kota-kota besar. Di pelosok desa yang masih jarang listrik saja, teknologi sudah mulai masuk.
Demikian juga di dunia pendidikan. Bicara masalah pendidikan, maka masyarakat sekolah dikatakan sudah “melek” teknologi. Hal ini harus segera ditindaklanjuti oleh anggota sekolah. Terutama dalam hal ini adalah tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Model pembelajaran jika masih menggunakan alat peraga berupa gambar buatan guru sendiri, tentu saja sudah dapat ditebak, tidak akan menarik perhatian peserta didik. Mengapa? Kita tahu bersama dan harusnya kita menyadari bahwa peserta didik kita adalah generasi digital native. Maka peran aktif guru diharapkan juga mampu mengimbangi perkembangan peserta didik, khususnya dalam hal teknologi informasi.
Kita juga perlu menyadari bahwa realitas dunia yang menunjukkan bahwa semakin bertautnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Artinya bahwa saat ini antara ilmu pengetahuan dengan teknologi informasi saling berkaitan. Bahkan saling mendukung, sehingga pengetahuan peserta didik semakin dapat diwujudnyatakan karena sarana pendukung teknologi tersebut.
Maka sangat tepatlah Yayasan Pendidikan Tarakanita juga menerapkan 4 pilar pendidikan yang antara lain adalah TIK ini, sebagai tantangan yang harus dihadapi bersama. Bukan hanya oleh peserta didik saja, tetapi juga oleh tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Keunggulan sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis TIK adalah dapat dikatakan sekolah lebih modern, efektif dan pembelajaran lebih menyenangkan. Mengapa menyenangkan? Teknologi masa kini sudah dapat menggunakan berbagai macam animasi, bahkan media pembelajaran online, juga berbagai rekaman di luar negeri dapat ditampilkan di depan peserta didik.
Dengan adanya pembelajaran berbasis TIK ini, merupakan sarana peningkatan kompetensi, kreatifitas, inovasi, dan wawasan teknologi bagi tenaga pendidik maupun peserta didik sebagai nilai jual sekolah. Sesampai di rumah, peserta didik akan bercerita kepada orang tua, bagaimana saat proses pembelajaran di sekolah, mereka dapat “melihat dunia luar” yang penuh dengan keajaiban. Bahkan materi pembelajaran yang diberikan guru, akan membekas dalam ingatan peserta didik dengan adanya teknologi yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran di kelas/ sekolah.
Di sisi lain, dengan adanya pembelajaran berbasis TIK ini, adalah juga dapat digunakan sebagai penetapan profil kompetensi lulusan yang memiliki kemahiran dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi secara benar dan bertanggungjawab. Maka, kembali ke pokok utama pembelajaran dalam hal ini adalah guru. Selama guru fasih dalam penggunaan teknologi, juga kreatif, maka tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Namun jika guru karena masih minim pengetahuan tentang teknologi, maka peserta didik juga masih belum maksimal dalam kegiatan belajar.
Yayasan Tarakanita menetapkan pemanfaatan TIK sebagai:
a. Alat Pembelajaran
b. Media Pembelajaran
c. Sumber Pembelajaran
Tugas guru memang sangat banyak. Tetapi bukan berarti dipakai sebagai alasan untuk tidak menggunakan sarana teknologi dalam proses pembelajaran di kelas. Sumber-sumber referensi on-line untuk pengembangan materi ajar banyak kita jumpai di internet. Guru dapat melihat, mencermati, bahkan dapat mendownload materi bahan ajar yang sesuai dan yang kira-kira dapat membuat peserta didik tertarik dalam pembelajaran.
Bahkan ada juga guru yang karena terlalu canggih dalam penguasaan TIK, dapat membuat web/ blog sendiri, sehingga materi ajar dapat pula “dibagikan” kepada orang lain (guru lain) di dalam maupun luar negeri secara gratis dan menyenangkan. Penggunaan TIK memang sudah saatnya digunakan oleh para pendidik, maupun tenaga kependidikan di sekolah, terutama untuk lebih meningkatkan “profesionalitas” sekolah pada umumnya. (PAULUS).
-
there are no comments yet