Article Detail

Lubang Biopori di Sekolah

Lubang Biopori di Sekolah

            Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 24 Pebruari 2014 SD Santo Carolus menerima tamu istimewa yakni dari Tunas Hijau dengan Mobil hijaunya. 100 siswa perwakilan dari kelas 4, 5, dan 6 sangat senang mendengarkan penjelasan Kak Ryan salah satu tim dari Tunas Hijau tentang Lingkungan dan Pengolahan sampah.

                Tunas Hijau senantiasa mengajak masyarakat untuk ikut peduli terhadap lingkungan. Ajakan ini disambut oleh SD Santo Carolus dengan tangan terbuka dan mengimplementasikannya di lingkungan sekolah juga di lingkungan rumah siswa.

                Untuk yang kedua kalinya tim Tunas Hijau datang kembali ke SD Santo Carolus yakni pada hari Sabtu tanggal 8 Maret 2014. Kali ini yang berkunjung bukan Kak Ryan tetapi Kak Roni. Dan yang akan menyambut Kak Roni adalah siswa/siswi kelas 4 dan 5 yang tergabung dalam tin Wartawan Yunior SD Santo Carolus. Kak Roni salah satu tim Tunan Hijau yang sudah berpengalaman di bidang lingkungan hidup.

                Dari penampilannya Kak Roni tampak lemah lembut, murah senyum, nada bicaranyapun tampak santun. Walau begitu, ternyata Kak Rori ini sudah banyak pengalamannya tentang lingkungan lho…….Bahkan Kak Roni pernah menjadi Duta Lingkungan dan dikirim ke Australia. Wah….wah…Kak Roni hebat ya……. Lain kali kalau Kak Roni dikirim lagi ke Australia bias ngajak siswa/siswi SD Santo Carolus ya Kak?

                Kedatangan Kak Roni di SD Santo Carolus ini mau mengajak siswa/siswi membuat lubang biopori. Sebelum mengajak para wartawan yunior membuat lubang biopori, Kak Roni memberi arahan dan penjelasan tentang pentingnya lubang biopori. Setelah itu Kak Roni memberi contoh bagaimana membuat lubang biopori dengan menggunakan bor dan ditekan dengan kuat kemudian tanah yang sudah menempel di alat bor tersebut diangkat dan ditempatkan di samping lubang biopori yang sudah jadi.

                Satu persatu wartawan yunior mencobanya. Dan…aduuuh berat sekali. Tapi dengan semangat para wartawan ini terus mencoba…mencoba…dan mencoba. Yang pada akhirnya mereka menemukan sumber air, setelah kurang lebih 40 cm. Wartawan yunior senang sekali, mereka bertepuk tangan kegirangan. Pengalaman yang luar biasa yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Untuk membuat lubang biopori ini tanah dibor sedalam 1 meter, setelah itu dimasukkan paralon sepanjang kurang lebih 20 cm. Dan yang terakhir adalah diberi sampah sampai pada permukaan lubang biopori.

                Wah, …  wah,…wah ternyata wartawan yunior luar biasa hebatnya. Terlebih kegiatan pembuatan lubang biopori ini dihadirii oleh Ibu Pengawas TK/SD Wilayah I UPTD Kecamatan Wonocolo yakni Ibu Dra.Budiarti, M.Pd. Beliau seringkali tersenyum menyaksikan wartawan yunior dalam membuat lubang biopori ini. Kata beliau,”Walau tampaknya mereka adalah anak-anak manja, ternyata mereka mempunyai semangat yang luar biasa. Hal ini tampak saat mereka mencoba mengebor lubang biopori. Meski sulit dan berat mereka tetap kerjakan sampai mereka berhasil.” Di samping Ibu Dra.Budiarti, M.Pd juga ada Bapak Reno yang dengan setia dan penuh kesabaran membimbing wartawan jurnalis dalam mencari berita terkait dengan pemasangan lubang biopori, manfaatnya, juga program-program Tunas Hijau.

                Untuk sementara lubang biopori sudah terpasang 4 buah, selanjutnya pemasangan lubang biopori akan dilanjutkan secara bertahap. Semoga pengalaman luar biasa hari ini menjadi langkah awal mencegah banjir di lingkungan sekolah dan bisa sebagai informasi yang diberikan ke keluarga wartawan yunior setelah mereka mengikuti kegiatan ini. Bravo SD Santo Carolus.(C.Emi.S)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment