Article Detail
Belajar Lingkungan Hidup di PPLH Seloliman, Trawas
Belajar Lingkungan Hidup di PPLH Seloliman, Trawas
Pada Selasa pagi 17 Oktober 2017, cuaca kota Surabaya agak mendung karena semalam baru turun hujan. Namun, keadaan tersebut sama sekali tidak mempengaruhi keceriaan wajah-wajah para peserta didik kelas IV SD Santo Carolus Surabaya. Dengan langkah penuh antusias, mereka berbaris rapi menuju 3 bus yang sudah menunggunya di depan sekolah. Hari itu sejumlah 90 peserta didik didampingi 6 guru, akan mengikuti kegiatan Eksperiental Learning ke PPLH Seloliman ,Trawas Mojokerto.
Sebagai sekolah Adiwiyata, sangat tepat kiranya kalau SD Santo Carolus memilih PPLH sebagai tempat belajar secara langsung mengenal lingkungan hidup. Dalam kegiatan ini ada dua materi program pendidikan lingkungan hidup yang akan peserta didik pelajari, yaitu tentang “Ekosistem Hutan Tropis” dan tentang “Pencemaran”. Dalam pogram Ekosistem Hutan Tropis, peserta didik akan belajar tentang keanekaragaman hayati, stratifikasi tumbuhan, manfaat hutan tropis secara ekologi, ekonomi dan sosial. Sedangkan dalam program pencemaran, mereka akan belajar tentang sumber pencemaran, dampak lokal dan global, serta cara mengurangi pencemaran lingkungan.
Tepat pukul 09.00, setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam rombongan SD Santo Carolus sampailah ke PPLH Seloliman. Seluruh peserta didik segera turun dari bus, lalu berkumpul di pendopo untuk mendengarkan penjelasan dari team pemandu. Mereka mendapat penjelasan tentang lingkungan hidup, arti adiwiyata, sekolah adiwiyata, dan pembiasaan-pembiasaan adiwiyata yang harus peserta didik lakukan. Sambil mendengarkan penjelasan dari para pemandu, peserta didik duduk tenang sambil mencatat di atas papan dada yang mereka bawa. Kemudian peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok, dan masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang pemandu dari PPLH untuk belajar secara langsung di area PPLH yang sangat luas. Mereka diajak belajar mengenal bermacam-macam tanaman organik dan cara menanam serta merawatnya, praktek cara mengukur kelembapan dan keasaman tanah, cara mengukur tingkat pencemaran udara, serta cara mengukur tingkat pencemaran air. Seluruh peserta didik terlihat sangat asyik dan penuh semangat mengikuti rangkaian kegiatan tersebut. Terakhir, seluruh peserta didik diminta melepas sepatu dan diajak bermain di sebuah sungai kecil yang airnya sangat jernih. Sebuah pengalaman baru bagi mereka bisa bermain-main air dari gunung, sehingga sering terdengar jerit dan tawa lepas mereka ketika kaki-kaki kecilnya menyentuh permukaan air dan dasar sungai yang dingin.
Selesai makan siang, foto-foto, dan mengecek barang-barang bawaan, tepat pk 13.00 rombongan kembali ke Surabaya. Meskipun lelah, tetapi para peserta didik tetap semangat dan terlihat sangat gembira. Ketika diajukan pertanyaan tentang kesan mereka belajar di PPLH, Joyceline salah seorang peserta didik kelas IVB mengatakan:
”Sangat menyenangkan, karena bisa melihat pemandangan yang indah sambil belajar banyak tentang tanaman”.
Kemudian sebuah pertanyaan diajukan kepada Reagen salah seorang peserta didik kelas IVC,
“Pengalaman apa yang paling mengesankan saat belajar di PPLH ini?”
“Ketika bermain air di sungai.” Sebuah jawaban polos yang keluar dari lubuk hati.
Sesuai dengan rencana, tepat pukul 14.30 rombongan sampai di sekolah dengan selamat. Senyum para peserta didik merekah, saat melihat di halaman sekolah banyak orang tua dan penjemput yang menunggunya. Terima kasih Tuhan, semoga pengalaman mengikuti kegiatan Eksperiental Learning ke PPLH ini bisa meningkatkan rasa syukur kami atas indahnya lingkungan yang telah Engkau berikan kepada kami. Juga meningkatkan sikap peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, serta menambah wawasan baru tentang pentingnya pembiasaan-pembiasaan adiwiyata yang harus mereka lakukan di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.
-
there are no comments yet