Article Detail
PENDIDIKAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN DI SD SANTO CAROLUS SURABAYA
PENDIDIKAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN
DI SD SANTO CAROLUS SURABAYA
Pendidikan merupakan proses perkembangan individu. Pandangan ini diwarnai oleh manusia sebagai individu. Pendidikan merupakan upaya mengembangkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara maksimal dan diwujudkan dalam bentuk konkret sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai guna bagi kehidupan masa depan (Suryaman,1991:6 dan 1993:4).
Pendidikan seni dan budaya dirasakan masih sangat kurang dan dipandang sebelah mata, padahal pembentukan mental dan kepribadian yang kokoh adalah hasil dari pendidikan seni dan budaya. Pelaksanaan pendidikan seni dan budaya dewasa ini belumlah tepat karena keberhasilan pendidikan seni dan budaya hanya dilihat dari perolehan prestasi sebatas pandai menari, juara menggambar ataupun pandai menari dan melupakan tujuan utama terbentuknya mental dan kepribadian yang kokoh. Pelaksanaan pendidikan senipun hanya sebatas latihan-latihan (drill) tanpa memperhatikan minat dan kemampuan siswa, bahkan mengabaikan apakah siswa termotivasi atau tidak dan siswa dalam keadaan tertekan.
Pendidikan Seni Budaya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi atau sikap mental siswa yang harmonis, sebab pendidikan seni budaya memfokuskan diri pada kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial. Kecerdasan emosional merupakan kecerdasan otak kanan yang didapat siswa melalui pengalaman dan latihan. Selain siswa diajarkan untuk bebas berekspresi siswa juga diajak untuk mengapresiasi hasil karya orang lain. Dengan demikian siswa akan memperoleh kemampuan estetika sekaligus kemampuan menghargai hasil karya orang lain (kemampuan sosial).
Pendidikan seni budaya juga memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan mancanegara.
Untuk mencapai tujuan tersebut dalam pendidikan seni rupa perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pendidikan seni rupa adalah model sintaks.
Langkah-langkah pembelajaran model ini adalah:
a) mengorientasikan siswa pada masalah;
b) merancang proses pemecahan masalah atau menjawab pertanyaan;
c) membimbing proses kreatif;
d) mengkomunikasikan hasil;
e) apresiasi dan konfirmasi; dan
f) evaluasi dan refleksi (Tim Peneliti Balitbang Diknas -2008)
Langkah pembelajaran ini diterapkan di SD Santo Carolus Surabaya. Dengan pembelajaran ini diharapkan dapat lebih mengembangkan kreativitas anak dalam pelajaran SBK khususnya menggambar.
Dari hasil karya beberapa siswa diatas, terlihat kreativitas siswa sudah mulai berkembang. Meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan bersama guru dan siswa. Sistem pengolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan dan resistansi (tanya jawab) yang terencana. Dari beberapa contoh gambar karya siswa, detail gambar dan pewarnaan sudah kreatif. Siswa sudah berhasil menuangkan kreativitasnya sesuai antara yang dipikirkan dengan yang digambar. Hasil karya siswa yang ada lebih lanjut dikomunikasikan bersama agar siswa mengetahui apa saja kekurangan pada hasil karyanya dan bagaimana memperkecil kekurangan tersebut untuk gambar-gambar mereka selanjutnya. Selanjutnya hasil karya siswa juga di evaluasi dan diadakan refleksi.
Diharapkan dengan model sintaks yang diterapkan pada pembelajaran seni rupa, yang mengutamakan membimbing siswa pada proses kreatif dapat memaksimalkan hasil karya gambar siswa dan lebih mengembangkan kreativitas mereka. (Thomas Gunawan)
-
there are no comments yet