Article Detail

Berubah Itu Tidak Mudah

Berubah Itu Tidak Mudah

            Para insan pendidik tentunya tidak asing lagi dengan istilah kurikulum. Perjalanan kurikulum, isi kurikulum, tuntutan kurikulum, sekaligus implementasi kurikulum di lapangan. Di Indonesia Negara tercinta ini, tentunya seorang guru senior mungkin sudah banyak mengalami perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum 1976 an sampai saat ini digulirkannya kurikulum 2013. Masing-masing mempunyai kekhasan dan tuntutan jaman yang berbeda.

            Kurikulum sudah banyak mengalami perubahan. Jamanpun juga sudah berubah. Tuntutan publik akan kebutuhan pendidikan juga otomatis mengiringi perubahan tersebut. Pelanggan yang kita hadapipun sekarang juga tidak ketinggalan mengharapkan adanya perubahan, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang diterima peserta didik dari luar lebih mengena dan menyenangkan daripada apa yang didapat dari sekolah. Di luar sana banyak iming-iming yang menjanjikan peserta didik untuk mendapat prestasi yang baik dengan cara yang singkat dan bea yang relatife murah.

            Kualitas pendidikan akan terwujud apabila para insan pendidikan ikut serta ambil bagian dan senantiasa mengikuti ritme gerak perubahan yang ada. Insan pendidikan merupakan ujung tombak dan agen perubahan, khususnya yang berkecimpung langsung dengan peserta didik. Adanya perubahan paradigma guru sangatlah dinantikan oleh para peserta didik dan orang tua.  Sebagai orang terdepan dalam dunia pendidikan, seharusnya gurulah motor penggerak perubahan. Namun sebelum menggerakkan perubahan kepada peserta didik, cara belajar peserta didik, memberi motivasi kepada peserta didik, guru hendaknya memberikan model terlebih dahulu akan perubahan tersebut. Guru hendaknya mampu menciptakan nuansa perubahan yang dapat dirasakan dan dinikmati peserta didik. Perubahan yang terjadi pada peserta didik, diawali perubahan dari guru. Suatu angan-angan yang sangat mustahil, apabila kita menghendaki dan memimpikan peserta didik untuk berubah, namun di sisi lain guru sulit untuk berubah dan tidak mau berubah, atau sulit menerima perubahan. Guru berjalan di tempat tanpa menengok ke kiri dan kanan perubahan yang ada di sekelilingnya. Guru beranggapan bahwa ilmu yang ditumpahkan kepada peserta didik sudah cukup relevan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.

            Ternyata berubah dan mengubah paradigm lama menjadi paradigma yang relevan dengan perubahan jaman dan situasi sekarang ini bukan merupakan hal yang mudah. Diperlukan niat dan motivasi yang tinggi dan sadar akan manfaat suatu perubahan bagi orang-orang di sekitar guru, khususnya pengaruh perubahan seorang guru di mata peserta didiknya. Masih banyak guru yang beranggapan bahwa pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik sekarang ini sudah relevan dan sudah memenuhi target ketercapaian nilai Ujian Sekolah. Paradigma guru hanya tertuju pada angka-angka saja, tanpa memikirkan perkembangan aspek lain yang harus dimiliki peserta didik setelah mereka menyelesaikan jenjang tertentu. Perubahan yang diharapkan adalah perubahan paket yaitu perubahan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik menjadi lebih baik. Peserta didik mampu mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupannya. Dengan demikian, peserta didikpun terbentuk secara utuh, tidak hanya mengedepankan kebutuhan pengetahuan saja, tetapi lengkap dengan aspek lainnya.

            Kebutuhan perubahan itu sebenarnya sudah dituangkan dalam kurikulum 2013, yang dua tahun lalu sudah digulirkan. Kurikulum ini menuntut guru untuk benar-benar memperhatikan semua aspek pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Dan melibatkan semua pihak, baik itu keluarga, teman, dan juga lingkungan peserta didik. Pada kurikulum 2013 ini memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan potensi guru dalam proses pembelajaran dan sekaligus menyiapkan peserta didik untuk mencapai tujuan akhir pendidikannya. Khusus sekolah dasar hal ini dimanfaatkan agar peserta didik mampu melanjutkan pendidikan berikutnya dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya.

            Dewasa ini banyak sekali model-model pembelajaran yang kita kenal. Dan mungkin dapat kita cari di media cetak maupun media elektronika. Termasuk juga banyak strategi bagaimana menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi peserta didik, serta berbagai cara pendampingan terhadap peserta didik. Di samping itu tidak kalah semaraknya berbagai kegiatan yang diadakan berbagai pihak untuk membantu guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran antara lain : KKG oleh UPTD, diklat baik dari dinas maupun LPMP, seminar, dan banyak lagi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan profesional guru. Dan berbagai macam kegiatan yang tujuannya hanya satu yakni membekali para guru agar mampu memberikan pelayanan dan meningkatkan mutu pembelajaran.

            Namun semua upaya dari luar itu belum cukup apabila tidak didukung dengan kemauan guru itu sendiri untuk berubah. Hal ini tampak pada proses pembelajaran yang dari hari ke hari masih konvensional dan menekankan keberhasilan pada nilai pengetahuan saja. Guru masih mendominasi pembelajaran dengan metode ceramahnya. Peserta didik terlihat tenang dan pasif, lebih parah lagi peserta didik tidak tertarik dengan proses pembelajaran. Hal ini akan menumbuhkan kejenuhan belajar, sebagai akibatnya adalah semangat belajar peserta didik menurun, prestasi peserta didik kurang maksimal.

            Kunci dari keberhasilan proses pembelajaran terletak pada kemauan guru dalam menanggapi suatu perubahan. Seorang guru hendaknya menanggapi perubahan sebagai suatu dorongan untuk maju, bukan sebaliknya bersifat apatis dan enggan untuk berubah, bahkan untuk mengawalipun susah sekali. Motivasi guru untuk berubah lebih banyak ditentukan dari dalam guru itu sendiri. Faktor penentu sebenarnya tidak datang dari kegiatan yang dimunculkan untuk mengembangkan potensi guru, melainkan dari dalam guru itu sendiri, kemauan guru sendiri untuk berubah. Kegiatan apapun yang dilakukan oleh pihak luar untuk memperkaya pengetahuan guru, meningkatkan kompetensi guru, namun apabila guru tidak mempunyai motivasi untuk berubah, maka kegiatan tersebut tidak akan banyak manfaatnya, bahkan tidak bermanfaat sama sekali.

            Apabila guru sudah enggan dan alergi terhadap perubahan, mungkinkah guru akan menjadi professional? Salah satu ciri guru yang professional adalah mampu mengembangkan potensi dalam pembelajaran dan mampu mendesain pembelajaran menjadi pembelajaran yang hidup bagi peserta didik. Tuntutan dan harapan pelanggan semakin tahun semakin meningkat. Kebutuhan akan proses pembelajaran yang bermutu dan bermakna mereka nantikan. Impian pelanggan untuk menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran ditunggu. Peserta didik datang ke sekolah tidak sekedar menjalankan kewajibannya untuk bersekolah, namun lebih dari itu memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang baru dan sekaligus mampu mengaplikan pengelaman itu ke kehidupannya sekarang dan di kemudian hari. Selamat berubah!! Peserta didik senantiasa menantikan perubahan itu. (C Emi S)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment